Potretterkini.id.MUNA-Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dyah Roro Esti Widya Putri, tiba di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Rabu sore (8/10/2025). Kehadiran Wamen termuda di kabinet itu menjadi sorotan publik Muna, yang antusias menyambutnya di Bandara Sugimanuru hingga ke Raha.
Roro Esti disambut langsung oleh Wakil Bupati Muna La Ode Asrafil Ndoasa, Sekretaris Daerah Edy Uga, jajaran OPD, serta unsur Forkopimda. Penyambutan berlangsung meriah dengan tarian adat Muna yang dibawakan oleh siswa-siswi SMP Negeri 4 Raha, menggambarkan kehangatan budaya lokal dalam menyambut tamu kehormatan.
Turut mendampingi Wamen dalam kunjungan ke Muna, anggota DPR RI Ridwan Bae dan senator DPD RI Nona Wa Ode Rabia Al Dawiyah. Kedatangan tiga figur penting ini menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah pusat, legislatif, dan daerah dalam memperkuat sektor perdagangan dan ekonomi rakyat di Sulawesi Tenggara.
Wakil Bupati Muna, La Ode Asrafil, menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan kerja tersebut.
“Kedatangan Ibu Wamen ini akan kami manfaatkan sebaik mungkin untuk menyampaikan kebutuhan daerah, terutama pembangunan infrastruktur pasar dan penguatan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, agenda resmi Wamen Perdagangan di Muna dijadwalkan dimulai besok (9/10) dengan rangkaian kunjungan ke Pasar Wakuru, Pantai Napabale, dan Pasar Sentral Laino. Wamen dijadwalkan meninjau langsung aktivitas perdagangan rakyat serta mendengarkan aspirasi para pelaku UMKM dan pedagang lokal.
Sosok Dyah Roro Esti Widya Putri sendiri dikenal publik sebagai figur muda berprestasi. Dyah Roro kelahiran 25 Mei 1993 per-oktober ini usia 32 Tahun. Sebelum menjabat Wakil Menteri, ia merupakan anggota DPR RI Komisi VII dan aktif dalam berbagai inisiatif lingkungan serta energi berkelanjutan. Lulusan Universitas Manchester dan Imperial College London ini kini membawa semangat pembangunan hijau dan ekonomi rakyat ke dalam kebijakan perdagangan nasional.
Kedatangannya di Muna menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat, terutama di sektor pasar tradisional yang tengah menunggu perhatian pemerintah pusat.
Kontributor : Aswin Rudi
Komentar