Unsultra, IGTKI dan Komunitas TDA Sultra Selenggarakan Seminar Literasi Perempuan

Berita551 Dilihat

Potretterkini.id, KENDARI – Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) dalam hal ini Program Studi PG-PAUD bersama Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Sultra, dan Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Sultra menyelenggarakan seminar literasi perempuan dengan tema Menulis itu Mudah dengan menghadirkan narasumber yang inspiratif yakni Ibu Rumah Tangga Penulis 8 Buku Sri Elita Sari dan Penulis 72 Buku Penggagas gerakan Indonesia Tanpa Pacaran La Ode Munafar dengan dipandu oleh Ketua IGTKI-PGRI Sultra Dra. Sasmin M.Pd yang dilaksanakan secara hybrid yaitu secara virtual dan offline di gedung WTC Unsultra, Senin (22/7/2024).

Rektor Unsultra membuka seminar literasi perempuan secara virtual dan offline dalam gelara Program Studi PG-PAUD bersama Ikatan Guru IGTKI) Sultra, turut dihadiri .

Saat pembukaan turut hadir Wakil Rektor II, Dekan FKIP dan dosen lingkup Unsultra dan secara virtual turut hadir pengurus IGTKI Kabupaten dan Koto se Wilayah Sultra.

Rektor Unsultra, Prof. Dr. Ir. H. Andi Bahrun M.Sc.Agric., memberikan apresiasi dan berterima kasih kepada para pihak yang menginisiasi kegiatan seminar bertajuk Menulis itu Mudah. Bagi Unsultra, kegiatan ini merupakan rangkaian perayaan Dies Natalis ke 38, dan kegiatan seperti ini merupakan bagian yang penting dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi keilmuan, kreativitas dan inovasi para mahasiswa termasuk dosen, sehingga selanjutnya kita berharap agar para peserta bisa menulis dan menghasilkan sebuah karya buku.

Srilitas Sari sebagai Narasumber menyampaikan materi dihadapan peserta seminar literasi perempuan

“Yang menarik dari kegiatan ini adalah salah satu narasumber yang seorang ibu rumah tangga namun telah menghasilkan beberapa buku. Oleh karena itu, dia diundang untuk berbagi tips bagaimana seorang ibu rumah tangga bisa produktif meski dengan kepadatan tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga yang ia jalani tetapi ia tetap bisa menghasilkan sebuah karya buku. Untuk itu melalui kegiatan seminar ini para peserta bisa terinspirasi dan termotivasi untuk rajin membaca, rajin menulis serta menghasilkan buku dengan adanya tips-tips yang disampaikan oleh para narasumber,, sehingga akan lahir wanita-wanita penulis unggul dan tangguh,” ujarnya.

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Sultra ini juga menyampaikan kepada para pihak khususnya Prodi PGPAUD,agar ada tindak lanjut dari kegiatan tersebut misalnya seperti lomba menulis essay, novel dan sebagainya sehingga betul-betul ada karya yang dihasilkan mahasiswa. “Selain itu kegiatan hari ini merupakan bagian dari rangkaian Dies Natalis Universitas Sulawesi Tenggara.

“Saya kira kegiatan hari ini merupakan salah satu ikhtiar kita untuk meningkatkan kemampuan atau literasi sumber daya manusia kita khususnya perempuan dalam menulis,” tuturnya.

Sementara itu Ketua Komunitas TDA Wilayah Sultra, Hj. Hikma Kumalasai, SE sebagai salah satu penginisiatif kegiatan seminar mengatakan kegiatan ini terinspirasi oleh adanya seorang perempuan yang juga seorang ibu rumah tangga tetapi bisa menghasilkan beberapa karya buku. Hal ini sudah menjadi ihktiar Komunitas TDA untuk mengajak para pihak khususnya narasumber untuk saling berbagi pengalaman dan tips sukses menulis buku.

Keberhasilan seorang ibu rumah tangga dan seorang putra daerah Sultra yang telah menghasilkan banyak buku dan hari ini menjadi narasumber kita berharap akan banyak lagi perempuan lain khususnya mahasiswa dan putra-putri Sultra yang bisa termotimasi untuk mengikuti jejaknya dan bahkan melebihi keberhasilan mereka, harapnya

Semenatara itu, salah satu narasumber Sri Elita Sari yang merupakan Ibu Rumah Tangga Penulis 8 Buku menyampaikan agar lebih mudah dalam menulis buku dan menghasilkan sebuah karya, terlebih dahulu harus rajin membaca. Namun saat ini kita dihadapkan dengan kurangnya minat membaca bahkan literasi yang dimiliki oleh generasi saat ini sangat rendah sekali.

Sambungnya, makanya anak-anak ataupun masyarakat yang terpapar hoax yang dimana ketika mereka mendapat informasi langsung ditelan bulat-bulat. Padahal seharusnya informasi tersebut dicari tahu kebenarannya bukan dicerna mentah-mentah saja.

“Untuk itu saya ajak semua agar mari mulai dari sekarang ketika mendapat informasi belajarlah untuk membaca dan menelusuri kebenarannya. Jika ini terus kita lakukan yakin dan percaya literasi kita akan semakin meningkat dan banyak referensi serta kosakata dan bahan yang bisa kita tuang dalam sebuah karya bentuk buku ataupun karya tulis lainnya,” ujarnya. (Redaksi)

Komentar