SMAN 11 Kendari Terapkan Pembelajaran Sejarah Berbasis Deep Learning: Dorong Kreativitas dan Nasionalisme Siswa

Berita1596 Dilihat

Potretterkini.id, KENDARI-SMAN 11 Kendari menjadi salah satu sekolah di Sulawesi Tenggara yang berinovasi dalam dunia pendidikan dengan menerapkan pembelajaran sejarah berbasis teknologi

“Deep Learning”. Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan oleh tim Dr. Hj. Darnawati, S.Pd., M.Pd. dari Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Halu Oleo (UHO).

Penelitian yang dilaksanakan pada 21 Agustus 2025 ini melibatkan 40 siswa kelas XI-5 SMAN 11 Kendari, dengan tujuan mengkaji efektivitas penerapan teknologi digital seperti Animaker, Padlet, Canva, dan Edpuzzle dalam meningkatkan pemahaman, motivasi, kolaborasi, dan rasa nasionalisme siswa pada mata pelajaran sejarah.

Kepala SMAN 11 Kendari, H. La Ode Jaiddin, S.Pd., M.Sos. menyambut baik kegiatan ini sebagai upaya mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dan transformasi digital pendidikan.

“Pembelajaran sejarah tidak lagi hanya menghafal tanggal dan tokoh, tetapi mengajak siswa memahami makna perjuangan bangsa melalui pengalaman digital yang interaktif,” ujarnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran berbasis deep learning. Media digital seperti video interaktif dan kuis reflektif terbukti membantu mereka memahami kronologi peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 dengan cara yang lebih menarik dan mudah diingat.

“Belajar sejarah jadi lebih seru karena ada video dan animasi, tidak hanya mendengarkan penjelasan guru,” ungkap salah satu siswa peserta kegiatan.

Dalam penjelasannya, Dr. Hj. Darnawati, S.Pd., M.Pd. menyampaikan bahwa konsep deep learning tidak hanya berfokus pada penggunaan teknologi, tetapi juga pada pengembangan pembelajaran yang bermakna, reflektif, dan berkarakter.

“Melalui media digital, siswa tidak hanya memahami fakta sejarah, tetapi juga menumbuhkan rasa nasionalisme dan empati terhadap perjuangan bangsa,” jelasnya.

Dari hasil analisis data, diketahui bahwa penerapan model pembelajaran ini berdampak positif terhadap peningkatan pemahaman konsep, kreativitas, dan semangat kolaborasi siswa. Meskipun masih ditemukan kendala teknis seperti jaringan internet dan waktu pengerjaan proyek digital, antusiasme siswa tetap tinggi selama proses pembelajaran berlangsung.

Penelitian ini menjadi langkah penting dalam pengembangan pembelajaran sejarah berbasis teknologi di sekolah menengah, sekaligus mendukung visi Merdeka Belajar dan transformasi pendidikan nasional. Tim peneliti berencana melanjutkan kegiatan ini dengan pengembangan media digital adaptif serta pelatihan guru agar inovasi serupa dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain di Sulawesi Tenggara.

“Kami berharap SMAN 11 Kendari dapat menjadi sekolah percontohan yang menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi sarana untuk membangun karakter, kreativitas, dan rasa cinta tanah air,” tutup Dr. Hj. Darnawati, S.Pd., M.Pd. (Red)

Komentar