Potretterkini.id,KENDARI– Diskusi Publik “Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru” yang digagas YLKI bersama KBR yang turut disiarkan di Radio Gema Kendari, Rabu(10/3/2021) sangat memberikan edukasi yang bermanfaat tentang pentingnya menggunakan BBM yang berkualitas.
Beberapa narasumber kompeten dibidangnya serta menghadirkan influencer, penyanyi, penyiar radio dan jurnalis sangat memberikan edukasi akan pentingnya BBM ramah lingkungan.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mendorong pemerintah untuk segera mengimplementasikan Program Langit Biru.
Tulus mengajak seluruh pemangku kepentingan memiliki visi yang sama untuk secara konsisten mewujudkan dan menggunakan BBM ramah lingkungan.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diharapkan sejalan mendorong kebijakan BBM yang ramah lingkungan, yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana. Selain itu, kendaraan didorong untuk tidak lagi menggunakan BBM dengan oktan rendah.
Fabby Tumiwa Executive Director IESR mengatakan, mengendalikan perilaku masyarakat itu perlu dibuat aturan kita punya regulasi dan regulasi ini dibuat untuk apa, untuk melindungi kepentingan publik yang luas. Tentunya kalau masyarakat punya perilaku yang menyebabkan biaya tinggi itu harus sikendalikan. Kalau kita bicara kualitas bahan bakar, tentu pemeritahlah yang harus memastikan bahan bakar yang dijual itu memiliki standar yang dapat melindungi kepentingan publik secara luas. Apa yang harus dilindungi, salah satu ancaman terbesar bagi maayarajat sekarang adalah masalah polusi udara. Polusi Udara di kota besar 70-80% disumbangkan oleh emisi pembakaran kendaraan bermotor, karena adanya polusi udara kendaraan bermotor maka biaya kesehatan menjadi tinggi.
Sementara itu Ratna Kartikasari kepala Sub direktorat Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak KLHK mengemukakan pemerintah daerah bisa melakukan perbaikan pedistrian, pedistrian yang baik membuat orang bisa berjalan kaki sehingga tidak menggunakan kendaraan bermotor. Perbaikan transportasi massal bisa juga dilakukan pemerintah daerah, diperlihatkan kemasyarakat murah, aman dan nyaman sehingga masyarakat bisa beralih moda transportasi. Selanjutnya bisa membuat jalur sepeda. Sehingga masyarakat yang tadinya abai bisa terulit. Dengan banyaknya varian bahan bakar, dan rentan harga yang beda, tentunya masyarakat akan memilih yang lebih murah.
VP Sales Support PT.Pertamina Denny Djukardi berterimakasih kepada dukungan pemerintah akan program Langit Biru ini, secara perlahan masyarakat sudah menggunakan BBM yang lebih baik. Untuk itu Denny berharap masyarakat setelah nencoba menggunakan BBM berkualitas baik, maka akan beralih menggunakan BBM ramah lingkungan.
Sementara itu Nugie Penyanyi dan Penggiat Lingkungan Hidup berharap apa yang dibuat kebijakan oleh masing masing kementerian saling mendukung dalam program langit biru agar kegiatan tersebut lebih terinsentif dan terlaksana. Nugie melihat di beberapa daerah pertumbukan ekonomi sangat siknifikan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor dan penggunaan BBM dijalan-jalan yang ada di Kota-kota di Indonesia. Itu nenunjukan kemampuan manusia akan finansial membeli kendaraan bermotor tentunya adanya pengaturan kebijakan eksploitasi terhadap langit sekitar kota.
Isal Gorapu salah satu Konten kreator ketika ditanya pilihan, sebagai anak muda kalau dikasih pilihan menggunakan pertalite atau pertamax tentunya dia memilih pertalite, karena harganya lebih murah.
Ditempat terpisah Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H.Ali Mazi sangat mendukung penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang lebih ramah lingkungan, salah satunya Program Langit Biru yang digagas oleh Pertamina.
Program Langit Biru ini mengajak masyarakat merasakan langsung penggunaan BBM dengan kualitas yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dengan udara yang bersih dan sehat.
Gubernur Sultra Ali Mazi dalam Vidio dukungannya mengajak masyarakat Sultra agar beralih ke BBM berkualitas.
“Saya mengajak masyarakat Sulawesi Tenggara untuk beralih menggunakan BBM berkualitas seperti, pertalite dan pertamax agar udara lebih bersih dan sehat. Saya mendukung program langit biru pertamina untuk anak cucu kita.” Ungkap Gubernur.
Sementara itu, Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Regional Sulawesi Taufiq Kurniawan mengatakan, program Langit Biru ini dilakukan pertamina karena tuntutan masyarakat akan kebutuhan akan udara yang lebih bersih dan sehat, apalagi era masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat lebih aware akan kesehatan peribadi masing-masing.
Lebih lanjut Taufiq menjelaskan, Pertamina menghadiirkan BBM berkualitas dengan porsi yang lebih besar di kota Kendari,, Gorontalo dan Manado yang sudah jalan dimana Pertamina melakukan promo-promo menarik untuk memancing konsumen atau pelanggan untuk memberikan pengalaman berkendara dengan menggunakan bahan bakar yang berkualitas.
Ditanyakan mengenai program Langit Biru di Kota Kendari, Taufiq mengatakan program tersebut direncanakan akan berjalan dalam waktu dekat ini, dimana pertamina sudah mendapat dukungan dari pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Gubernur Ali Mazi, dukungan tersebut baik dukungan secara seremoni maupun sedang dibuatkan surat dari Gubernur untuk pertamina segera mengambil langkah melakukan promo.
Taufiq menjelaskan BBM berkualitas itu setara dengan pertalite, sementara tuntutan dunia global sebenarnya kita Indonesia inggal 7 negara yang masih menggunakan BBM berjenis premium. Pabrikan motor dan mobil keluaran tahun 2003 keatas itu sudah menuntut penggunaan BBM sekelas pertamax Euro 4 dengan oktan 92.
“Tapi secara bertahap penerapannya kita mengikuti instruksi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.20 Tahun 2017 untuk penyediaannya minimal pertalite,” jelas Taufiq.
Di Kota Kendari porsi penggunaan pertalite jauh lebih besar dari penggunaan premium, jadi promo ini dilakukan pertamina sebagai apresiasikarena masyarakat di kota Kendari ternyata sudah ramah lingkungan. Data penggunaan BBM tahun 2020, proporsi penggunaan pertaline mencapai angka 67%, sementara data penggunaan premium tinggal 28% saja, tu artinya masyarakat kendari sudah mampu secara daya beli dan sudah sadar akan pentingnya udara yang lebih bersih dan sehat.
Program Langit Biru (PLB) Pertamina berupa pemberian harga khusus pertalite setara premium bagi kendaraan roda dua, taksi plat kuning, ojek online, dan angkutan umum.
Nantinya apabila program langit biru di kota Kendari berjalan, dibeberapa SPBU akan menjual pertalite dengan harga khusus ini yang diharapkan akan mengedukasi masyarakat menggunakan pertalite.
Program Langit Biru Pertamina merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Upaya pencegahan pencemaran udara, dapat dilakukan melalui pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor. Salah satunya dengan penggunaan BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.
BBM yang lebih berkualitas akan berdampak positif terhadap performa kendaraan serta lebih irit konsumsi BBM karena pembakaran di ruang mesin lebih sempurna. Pertamina terus mendorong penggunaan produk BBM berkualitas yakni dengan menyediakan produk Pertalite dengan RON 90, Pertamax RON 92, dan Pertamax Turbo RON 98.
Penggunaan BBM yang lebih berkualitas memiliki kadar oktan (Research Octane Number/RON) tinggi, sehingga lebih ramah lingkungan karena rendah emisi. Bahkan, pabrikan kendaraan sudah mensyaratkan mobil-mobil keluaran terbaru menggunakan BBM dengan kadar oktan minimal 92.
Diakhir wawancaranya Taufiq mengharapkan agar masyarakat dapat menggunakan BBM sesuai dengan peruntukannya, apabila kendaraannya keluaran tahun 2003 keatas disarankan menggunakan BBM pertamax sesuai yang tertulis di belakang mobilnya atau di balik jok motor saat mengisi BBM, paling tidak yang terjangkau bisa membeli pertalite. Pertamina juga berterimakasih atas dukungan masyarakat Kendari yang selama ini menggunakan BBM berkualitas baik minimal pertalite, dan terimakasih dukungan stakeholder mulai dari Gubernur, Walikota dan beberapa OPD lainnya untuk mendukung kota Kendari dan provinsi Sultra ramah lingkungan.
(Rep. Hengky Iriawan)
Komentar