Potretterkini.id, MUNA – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan hal yang pokok, karena menyangkut ketersediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat. Untuk itu dalam pengelolaannya membutuhkan seorang yang kompeten dan berpengalaman, agar dapat dikelola dengan sebaik-baiknya.
Terkait dengan hal tersebut Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Muna kembali melantik Muhammad Nurhayat Fariki sebagai Direktur PDAM Kabupaten Muna periode 2021 – 2026, serta kembali mengambil sumpahnya.
Bupati Muna L.M. Rusman Emba kembali memberikan kepercayaan kepadanya disebabkan ada peningkatan kinerja saat pengelolaan PDAM selama ini.
“Kondisi PDAM Muna saat ini sudah mulai membaik, dimana pengelolaan selama ini sakit menjadi kurang sehat,” ungkap Rusman, Senin (31/05/2021).
Mantan Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara itu awalnya tidak percaya jika pengelolaan PDAM terjadi peningkatan. Setelah melalui beberapa jalur konsultasi ternyata kondisi tersebut benar adanya.
“Di Sulawesi Tenggara banyak sekali PDAM yang sakit, hanya beberapa yang kurang sehat termasuk Muna” ungkapnya. Lebih lanjut ia menekankan kepada Direktur PDAM yang baru dilantik agar senantiasa meningkatkan pelayanan dan pendistribusian air bersih kepada masyarakat.
“Menjadi Pemimpin itu merupakan tanggung jawab yang besar, apalagi menyangkut kepentingan orang banyak. Selanjutnya masih banyak persoalan yang harus dituntaskan, salah satunya adalah terkait dengan mata air Jompi. Untuk itu mesti terus berkoordinasi dengan Pemda,” Ungkap Rusman.
Nurhayat Fariki sebagai Direktur PDAM yang baru dilantik mengakui bahwa selama empat tahun terakhir PDAM Muna mengalami peningkatan. Namun demikian bukan berarti bisa dikatakan sempurna, sebab masih ada beberapa kendala yang dihadapi sehingga belum bisa mandiri.
Olehnya itu dukungan anggaran dari Pemda masih terus dibutuhkan. “Bicara PDAM ini dari hulu ke hilir, terkait dengan hal itu maka sangat dibutuhkan dukungan dari Pemda” terangnya.
Lebih lanjut sosok yang akrab disapa Yayat ini berjanji bahwa dirinya akan terus meningkatkan kinerja dalam hal tanggung jawab ketersediaan air minum Kabupaten Muna.
“Secara Teknis kami baru bisa melayani PDAM dalam kota sekitar 17 persen. Artinya dengan jaringan pipa kurang lebih 1.100 KM, baru sekitar 30 persen yang terlayani penyambungan air bersih,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan.
Lebih lanjut ia mengharapkan dukungan penyertaan modal untuk hibah air minum perkotaan. Dengan demikian anggaran dari pusat bisa kembali direbut.
“Kalau ada dukungan dari Pemda Insya Allah kita bisa melayani hingga 80 persen. Karena satu-satunya andalan kita adalah hibah air minum perkotaan,” lanjutnya. (Afar/Meid).
Komentar