Potretterkini.id. KENDARI– Guru merupakan aset bangsa yang perlu diperhatikan, sebab merekalah pelopor pengembangan sumber daya manusia di negeri ini. Momen pilkada yang digelar beberapa dekade ini, guru selalu jadi korban politik bagi kalangan elit.
Inilah kekhawatiran Ketua Persatuan Guru RepubliK Indonesia (PGRI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr Abdul Halim Momo, S. Pd., M.Si.
Menurut Dosen UHO ini, bahwa tidak sedikit guru yang dimutasi karena tekanan politik saat pelaksanaan Pilkada.
“Saya sudah mendapatkan informasi justru yang melakukan mutasi bukanlah kandidat, tetapi dilakukan oleh kepala dinas atau pejabat diatasnya. Kondisi ini tentunya memprihatinkan bagi dunia pendidikan didaerah kita” ungkap Halim Momo, di Kendari, Kamis (24/9/2020).
Lanjutnya, bahwa guru mestinya bersikap netral dan jangan terlibat dalam ekskalasi politik. Harusnya guru itu diam, jangan melakukan apa-apa, karena memang pada prinsipnya mereka itu tenaga pendidikan baik dia itu Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun guru honorer.
Ketua PGRI sultra, dalam waktu dekat akan memberikan imbauan kepada kepala Dinas Pendidikan di Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan 7 Pilkada di Sultra, pada 9 Desember 2020 mendatang, untuk tidak melakukan mutasi terhadap guru.
Bahkan dalam waktu dekat ini pihaknya akan membentuk tim advokasi untuk membela dan melindungi kepentingan guru yang mengalami korban atas kepentingan politik.
“Saya akan bentuk tim advokasi untuk membela guru-guru dari kepentingan politik. Jangan sampai hanya karena tidak memilih yang didukung oleh kepala dinas, mereka dimutasi sekehendak hatinya” jelasnya.
Lebiih lanjut, Ketua PGRI Sulawesi Tenggara menegaskan, bahwa bila kepala dinas mencoba melakukan mutasi terhadap guru maka ia akan melakukan koordinasi dengan BAWASLU bahkan akan melakukan langkah-langkah hukum.
“Bila kepala dinas main-main dengan persoalan ini maka kami akan melakukan koordinasi dengan Bawaslu. Bahkan kami akan melakukan langkah-langkah hukum dengan tiim advokasi hukum jadi baiknya guru diam ditempat jangan main politik” pungkasnya.(Far/Meid)
Komentar