Potretterkini.id, MUNA – Dalam mewujudkan ketahanan pangan, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Muna mengembangkan tanaman pangan lokal sebagai sentral pemulihan ekonomi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Muna, Mowik memgatakan potensi tanaman pangan lokal harus dikembangkan dan ditingkatkan produksinya. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menghindari ketergantungan masyarakat pada beras.
“Kita selalu berupaya memasyarakatkan pangan lokal yang non beras, untuk mengurangi ketergantungan pada beras,” ungkapnya, Rabu (15/09/2021).
Kadis Ketahanan Pangan ini lebih lanjut menyampaikan, dalam menyukseskan hal tersebut maka Pemda Kabupaten Muna mengadakan festival-festival pangan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tingkat kecamatan hingga tingkat kabupaten, bahkan tingkat nasional.
“Sebelumnya kami telah melaksanakan festival pangan lokal, puncaknya adalah pada hari ketahanan pangan dunia. Namun selama dua tahun terakhir ini tidak diselenggarakan lagi, karena masa Pandemi Covid19,” terangnya.
Tanaman pangan lokal yang unggul dan berkembang ditengah masyarakat menurutnya adalah tanaman berbasis jagung dan ubi kayu.”Tanaman yang paling cocok berkembang pada masyarakat kita adalah jagung dan ubi kayu. Sehingga dalam masa pandemi Covid 19 sampai hari ini persediaan pangan masyarakat cukup” tambahnya.
Mengenai ketahanan pangan Kabupaten Muna, menurutnya selama ini yang selalu mengalami goncangan yakni beras. “Pada awal Pandemi Covid 19 harga beras mengalami gejolak, namun bukan berarti masyarakat Muna kekurangan pangan” ucapnya.
Ia juga menyadari kebutuhan masyarakat Muna terkait beras, belum bisa dipenuhi melalui produksi lokal.
“Produksi lokal belum memenuhi kebutuhan masyarakat, maka kami datangkan beras dari Kendari dan Sulawesi Selatan. Sampai saat ini harga beras di Kabupaten Muna cenderung stabil, serta pendistribusiaannya merata di seluruh kecamatan,” pungkas Mowik.
Kontributor: Kafarun
Komentar