Ketua STAI Syarif Muhammad Raha Apresiasi Pelantikan MUI Muna, Harap Jadi Obor Keteduhan Umat

Berita Utama1693 Dilihat

Potretterkini.id, MUNA-Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syarif Muhammad Raha, L. Irian, menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas pelantikan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Muna yang baru, di bawah kepemimpinan Prof. Usman Rianse sebagai Ketua Umum.

Ia menilai, kehadiran kepengurusan baru ini menjadi momentum penting dalam merajut kembali harmoni keagamaan di tengah masyarakat Muna.

Menurut L. Irian, perbedaan paham keagamaan di kalangan umat Islam tidak bisa dipungkiri sebagai realitas sosial yang terus berkembang. Oleh karena itu, ia berharap MUI Muna yang baru dilantik dapat tampil sebagai obor penyejuk menghadirkan keteduhan di tengah dinamika perbedaan, serta menjadi ruang penyatu bagi umat Islam yang selama ini kerap terpecah dalam perbedaan pandangan.

“Di tengah maraknya perbedaan pemahaman dalam internal umat, MUI perlu tampil sebagai penengah, bukan penghakim. Kami berharap MUI yang baru ini benar-benar menjadi penguat ukhuwah islamiyah dan penjaga harmoni sosial di Kabupaten Muna,” ujar L. Irian.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa STAI Syarif Muhammad Raha sebagai perguruan tinggi Islam tertua di Kabupaten Muna memiliki komitmen panjang dalam menjaga nilai-nilai Islam yang berdampingan dengan budaya lokal. Kampus ini, menurutnya, terus mengembangkan pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan kearifan lokal masyarakat Muna.

“Kami percaya bahwa nilai agama dan budaya lokal tidak perlu dipertentangkan. Justru melalui pendekatan akulturatif, nilai-nilai Islam bisa lebih membumi dan diterima secara luas oleh masyarakat,” jelasnya.

Dalam konteks itu, ia menaruh harapan besar kepada MUI agar mampu menjadi jembatan dalam penyelesaian konflik keagamaan dan kebudayaan. MUI, kata dia, harus menjadi institusi yang tidak hanya responsif terhadap persoalan umat, tetapi juga menjadi pelopor dalam menyosialisasikan pentingnya harmoni antara agama dan budaya.

“MUI harus hadir dengan pendekatan yang lebih humanis dan solutif. Apalagi dalam masyarakat majemuk seperti Muna, narasi keagamaan yang toleran dan ramah budaya sangat dibutuhkan agar tidak menimbulkan friksi sosial,” tambahnya.

Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara lembaga pendidikan keagamaan, pemerintah daerah, dan organisasi keagamaan seperti MUI. Kolaborasi itu dinilainya penting untuk menghadirkan dampak nyata dalam pembangunan sumber daya manusia, khususnya dalam membentuk karakter keislaman yang moderat dan inklusif.

“Kami menyambut baik langkah MUI yang melibatkan para dosen STAI Syarif Muhammad Raha dalam struktur kepengurusan. Ini adalah bentuk pengakuan terhadap kapasitas akademik dan keilmuan yang dimiliki kampus kami, serta langkah awal untuk memperkuat kolaborasi lintas lembaga,” ungkapnya.

Sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam yang telah puluhan tahun hadir di Bumi Sowite, STAI Syarif Muhammad Raha berkomitmen terus mendukung penguatan kapasitas keagamaan masyarakat, baik melalui pendidikan formal maupun pengabdian masyarakat.

“Kami siap bersinergi dengan MUI dan pemerintah daerah untuk membangun masyarakat Muna yang religius, damai, dan berbudaya,” tutup L. Irian.

Pewarta : Kafarun

Komentar