Potretterkini.id, MUNA-Kesejahteraan pekerja honorer di Kabupaten Muna tetap menjadi isu krusial menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Meskipun mereka memiliki peran vital dalam sistem pemerintahan dan pembangunan daerah, banyak pekerja honorer merasa terabaikan dan diabaikan.
Beberapa pasangan calon bupati mulai mengangkat isu ini dalam kampanye mereka, menjanjikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan pekerja honorer demi mendapatkan dukungan suara.
Namun, para pekerja, khususnya tenaga kesehatan (Nakes) honorer, tetap skeptis, menilai janji-janji tersebut seringkali tak lebih dari sekadar kata-kata tanpa tindakan nyata setelah terpilih.
“Setiap kali Pilkada, isu kesejahteraan honorer selalu muncul dalam program calon bupati, namun setelah itu tidak ada perubahan yang signifikan,” ungkap Rahmat, Wakil Ketua Forum Komunikasi Honorer Nakes (FKHN) Kabupaten Muna, Rabu (2/10/2024).
Rahmat mencatat berbagai permasalahan yang dihadapi pekerja Nakes honorer, mulai dari kurangnya lapangan kerja, gaji di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK), hingga beban kerja yang tinggi dan ketidakpastian status sebagai ASN.
“Kami sudah sangat resah dengan kondisi ini. Dalam momen Pilkada ini, kami akan konsisten mendukung program yang benar-benar menuntaskan masalah pekerja Nakes honorer,” tambahnya.
Meskipun beberapa pasangan calon berusaha mengintegrasikan isu kesejahteraan honorer dalam kampanye mereka, pekerja honorer tetap menuntut komitmen nyata dari calon pemimpin, bukan sekadar retorika.
Menjelang hari pemungutan suara, harapan pekerja kesehatan honorer adalah agar suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga diperjuangkan secara serius oleh para calon pemimpin.
Kontributor: LM. Aslam
Komentar