Potretterkini.id, KENDARI- Survey The Instute Haluoleo (THI) terhadap hasil presentase eletabilitas calon Wali Kota Kendari bukan hasil rill pada perhelatan Pilwali 2024.
Salah satu pasangan calon yang di Survey THI, Aksan Jaya Putra, menanggapi secara santai presentase hasil survey itu. Ya apa yang dirilis oleh THI baru-baru ini sah sah saja sepanjang bisa dipertanggungajawabkan secara ilmiah.
“Yang cukup mengherankan bagi saya, dukungan saya hanya 3% saja. Ya aneh menurut saya. Masa ia saya sebagai pemenang Pileg dapil 1 Sultra, ditambah dengan kerja-kerja elektoral saya selama tidak punya nilai signifikan. Padahal saya rasakan langsung diakar rumput bagaiman publik menginginkan perubahan, ditambah lagi ada harapan masyarakat terhadap figur baru memimpin mereka kedepan.
Jujur saja, bulan juni lalu saya menurunkan survei internal. Menggunakan 1200 responden yang tersebar secara proporsional diseluruh kelurahan. Dan hasilnya cukup realistis. Tapi kita lihat saja kedepannya. Saya dengan relawan AJP yg tersebar merata dikelurahan akan terus bekerja dalam mewujudkan Kendari BISA!
Alasanya kami juga menurunkan survei internalnya melalui lembaga survei lain, elektabilitas petahana Sulkarnain Kadir jauh berbeda dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh THI.
“Merasa aneh dan lucu saja. Saya sendiri sudah melakukan survei di bulan Juni. Masa interval hanya dua bulan elektabilitas Sulkarnain melejit begitu saja,” kata Aksan via telepon selulernya, Rabu (29/9/2021) malam.
Pria yang akrab disapa AJP ini mengakui berdasarkan survei internal dirinya memang berada di bawah Sulkarnain dan Abdul Rasak. Dimana Abdul Rasak memiliki elektabilitas 29,8 persen, Sulkarnain Kadir 14,2 persen, dan AJP 13,4 persen.
“Ini tidak masuk akal, artinya saya melakukan survei dengan responden 1.200 lebih besar dari responden THI. Memang di survei saya posisi ke tiga hanya saja nilainya tidak seperti itu,” ujarnya.
AJP bilang, sah-sah saja jika THI mengumumkan hasil surveinya. Hanya saja ia merasa lucu dan aneh dengan hasil survei tersebut.
“Silahkan saja keluarkan hasil survei. Dari survei di internal kami, saya sudah survei per kelurahan, jadi saya sudah tau dimana saya lemah. Survei ini juga menjadi penyemangat saya untuk bergerak di lapangan untuk meningkatkan elektabilitas,” pungkasnya.
Diketahui AJP telah melakukan survei internal dengan memakai lembaga survei Parameter Publik Indonesia (PPI). Hasilnya Abdul Rasak memiliki elektabilitas tertinggi dengan 29,8 persen Sulkarnain Kadir 14,2 persen, dan Aksan Jaya Putra 13,4 persen.
PPI menyelenggarakan survei pada 1-7 Juni 2021 dengan pengambilan sampel menggunakan metode multi stage random sampling.
Jumlah sampel dalam survei adalah 1.200 orang dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 2,9 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner.
Menanggapi kritik AJP, Direktur Eksekutif THI, Naslim Sarlito Alimin mengatakan, tidak relevan membandingkan hasil lembaga surveinya dengan lembaga yang lain. Katanya, perbedaan tentu saja bisa terjadi.
Naslim bilang dirinya menghormati hasil survei yang dilakukan AJP, namun baiknya hasilnya dipublikasikan biar publik bisa melihat.
“Survei ini opini masyarakat, bukan data pasti. Sehingga dari waktu ke waktu tentu akan ada perubahan. Kalau menurut saya ini hal biasa yang sangat mungkin terjadi,” kata Naslim lewat pesan WhatsApp-nya, Kamis (30/9/2021).
Sebelumnya Rabu (29/2/2021), THI mengeluarkan hasil survei rerhadap 10 tokoh yang bakal maju pemilihan Wali Kota Kendari pada 2024 mendatang. Hasilnya Abdul Rasak mendapat angka 32,0 persen, Sulkarnain Kadir 29,8 persen, Aksan Jaya Putra 3,6 persen, dan Siska Karina Imran 3,6 persen.
Di bawah mereka ada nama Ishak Ismail 3,4 persen, Sudarmanto Saeka 2,0 persen, dan Radhan Algindo Nur Alam 1,4 persen. Kemudian Andi Sulolipu 1,1 persen, LM. Inarto 0,9 persen Sitya Giona Nur Alam 0,5 persen.
THI menyelenggarakan survei pada 4-10 Agustus 2021 dengan pengambilan sampel menggunakan metode multi stage random sampling.
Jumlah sampel dalam survei adalah 440 orang dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 4,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner. (La Ismeid)
Komentar