Potretterkini.id, KENDARI- Dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Prof Dr. Ir. H Andi Bahrun, MSc., Agric melakukan penelitian daya hasil genotip tanaman sorgum. Pengadaan bibit tanam ia bekerjasama dengan lembaga Fungsional Pengawas Benih Tanaman (PBT) Sulawesi Tenggara.
Alasan Andi, memilih penelitian tanaman Sorgum, karena tanaman ini telah dibudidayakan oleh masyarakat sulawesi tenggara dibeberapa daerah, dan terbukti sudah memiliki hasil yang maksimal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Karena sudah dikembangkan di Sulawesi Tenggara terkait tanaman sorgum ini, maka kami mencoba melakukan penelitian. Hal ini kami lakukan untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan tanaman ini,” ungkapnya, Jumat (23/04/2021).
Rektor Unsultra ini berharap, melalui penelitian ini dapat terhirilisasi sehingga pengembangan teknologi, dalam hal produksi sorgum dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Pendapatan masyarakat semakin bertambah sebab tumbuhan ini mampu beradaptasi di semua wilayah di Sulawesi Tenggara. Disamping tumbuhan sorgum dalam proses pemeliharaan juga tidak terlalu rumit.
“Dalam penelitian ini kami melibatkan mahasiswa dan kemudian hasil penelitian kami akan publikasikan. Dengan demikian kami dapat melakukan deseminasi dengan pemerintah dan masyarakat melalui program pengabdian,” tukasnya.
“Kami sedikit marasa suprise karena dalam budidaya tanaman sorgum ini, hanya memanfaatkan residu/sisa pemanfaatan bahan organik (pupuk mulsa organik), pada penelitian sebelumnya serta sebagian juga menggunakan agens hayati.
Andi Bahrun, menuturkan, dalam program pengembangan komuditi pertanian termaksuk sorgum butuh keterlibatan banyak pihak. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan ilmiah tersebut, bisa mendapatkan kualitas yang maksimal.
“Dalam kegiatan ini harus kita menggunakan sistim pentaheliks. Dimana dalam prosesnya kita membutuhkan keterlibatan akademisi, bisnis, goverment, Comunity (Masyarakat) dan media.
Beberapa komponen katanya,, harus punya keterlibatan demi mencapai hasil yang maksimal. Bahwa keterlibatan akademis menjadi sumber-sumber informasi. Sedangkan keterlibatan pemerintah adalah membuat sebuah regulasi untuk memastikan pasaran saat panen.
“Pada dasarnya kita bertujuan untuk membahagiakan petani. Jangan sampe gagal panen, atau sudah panen tapi hasilnya mereka tidak laku di pasaran ini akan membuat petani bisa stres,” lanjutnya.
Ia berharap, jika memukinkan pak kadis dapat berkunjung dan melihat hasil penelitian ini saat menjelang panen atau panen.
Pada kesempatan yang sama Koordinator Fungsional Pengawas Beni Tanaman (PBT) Sultra didampingi Kepala Seksi Sertivikasi Beni dan Pelayanan Laboratorium PBT Sultra, Asep Dedi, saat meninjau tanaman Sorgum di area kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari, mengatakan, pihaknya terus meluncurkan program bantuan benih pangan alternatif. Salah satu pangan alternatif itu adalah tanaman sorgum.
“Sorgum salah satu tanaman yang akan kita alokasikan bantuan benih, karena tanaman ini banyak manfaatnya,” katanya.
Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya pihaknya sebagai penyalur bibit bekerjasama dengan perguruan tinggi dan pemerintah.
Untuk saat ini, katanya, tanam sorgum mulai dikembangkan di Kolaka Timur dan daerah sekitarnya. Hasil panen diperkirakan sekira 8-9 ton sejak tanam tersebut dikembangkan.
Perlu diketahui harga sorgum segar sekitar Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per kg. Apabila diolah menjadi produk makanan tentu punya nilai tambah lagi. (La Ismeid)
Komentar