Potretterkini.id, KENDARI- Dosen Fakultas Peternakan (FPt) Universitas Halu Ole (UHO), mengembangkan Sapi Sahiwal Cross di Desa Alebo Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Tergabung Tim Pengembangan Sapi Sahiwal Cross, yakni Abdul Rizal, S.Pt,.MP, Musram Abadi, S.PT., M.Si, La Harudin S.Pt.,M.Si, dan Surahmanto S.Pt.,M.Sc.
Koordinator Tim Abdul Rizal, menuturkan, pengembangan sapi Sahiwal Cross, difokuskan untuk masyarakat di Desa Alebo, dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari sosialisasi, hingga proses pendampingan.
“Kami melihat potensi pengembangan sapi sahiwal cross desa Alebo tersebut, cukup besar. Untuk itu, kami ingin membina masyarakat agar ternaknya dapat efektif dan di efesienkan sehingga tidak mengalami kepunahan,” katanya.
Ia menjelaskan, Sapi sahiwal cross adalah sapi penghasil susu dan juga sebagai penghasil daging yang berasal dari India. Keberadaan sapi ini di Sultra diawali oleh kegiatan Proyek SESTAD yang didanai oleh BANK ASIA/ADB (Asia Development Bank), dimana pelaksanaan kegiatannya kisaran tahun 1982 sampai tahun 1990.
Dimana pusat pelaksanaan proyek bertempat di Desa Wawolemo Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe dengan tujuan memberikan bantuan ternak kepada masyarakat. Pengembangan sapi ini dianggap potensi karena memiliki bobot badan yang besar serta nilai jual yang tinggi sehingga masyarakat daerah Kabupaten Konawe Selatan ikut memelihara sapi tersebut walaupun sudah tidak memiliki sifat genetik aslinya.
Dikatakanya, ternak sapi sahiwal cross memiliki kekuatan dan peluang yang besar untuk karena memiliki bobot badan yang besar serta nilai jual yang lebih tinggi sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan dan dijadikan sebagai tabungan peternak.
Lanjut Rizal, berdasarkan hasil wawancara dengan peternak bahwa harga jual induk sapi sahiwal cross yaitu kisaran Rp 18.000.000-Rp 25.000.000. Jumlah ini memberikan gambaran bahwa peternaka harus meningkatkan kinerja dalam pengembangan ternak sapi baik dari aspek manajemen pemeliharaan, penanganan penyakit, penanganan HMT serta pemasaransapi.
“Selain potensi yang ada, terdapat beberapa kelemahan dan ancaman dalam mengembangkan ternak sapi sahiwal cross yaitu kurangnya pakan dimusim kemarau, keterbatasan modal, rendahnya pengetahuan peternak, belum adanya pemanfaatan limbah pertanian secara optimal dan pola pemeliharaan ternak yang bersifat tradisional, adanya pencurian sapi serta sistim kelembagaan yang lemah,” jelasnya. (La Ismeid)
Komentar