Direktur RSJ Sultra Tegaskan Pembangunan Gedung RSJ Sesuai Alokasi DAK Senilai 30 Miliar 

Berita Utama1535 Dilihat

Potretterkini.id, KENDARI- Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr. dr Putu Agustin Kusumawati, secara gamblang menjelaskan bahwa penggunaan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai lebih dari Rp30 miliar untuk pembangunan gedung poliklinik dan manajemen RSJ Sultra sudah sesuai alokasinya.

Hal ini disampaikan mantan Kadis Kesehatan Sultra itu, menyusul adanya sorotan media terkait pembangunan proyek gedung tersebut yang belum tuntas 100 persen, jadi baru lantai 1 dan 2 rampung dari total empat lantai.

Kepada wartawan media ini, dr Putu Agustin, membenarkan belum rampungnya pengerjaan gedung lantai 3 dan 4 untuk ruang manajemen dan pertemuan, tapi katanya bukan berarti tidak dituntaskan.

Lantai 1 dan 2 gedung dibeberkan dr. Putu Agustin memang hanya porsinya Rp30 M lebih, dan itu sudah clear dengan persetujuan BPK Pusat.

Kelanjutan proyek untuk lantai 3 dan 4 akan diporsikan usulan anggaran berikutnya dan akan dilakukan tahun 2025 nanti.

“Jadi semuanya sudah clear, bahkan sudah diperiksa BPK pusat,” katanya.

Untuk kelanjutan perampungan lantai 3 dan 4 katanya, masih akan diajukan kembali ke pemerintah pusat yang rencananya diajukan tahun 2025.

“Kelanjutan lantai 3 dan 4 harus dituntaskan, kita akan ajukan lagi tahun 2025, semoga anggarannya turun lagi tahun 2026,” katanya.

Usulan sumber anggaran juga dilakukan di APBD daerah namun pertimbangannya masih berdasarkan urgensi karena Kementrian Kesehatan melalui pemerintah provinsi mendesak harus ada dulu pembangunan rehabilitasi untuk korban narkoba sehingga porsi pengerjaan lantai 3 dan 4 gedung RSJ dianggap belum terlalu prioritas.

dr Putu Agustin menyebut pembangunan
gedung Poliklinik dan gedung Manajemen RS Jiwa Sultra sudah sesuai anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2023.

“Jadi untuk pembangunan Rumah Sakit Jiwa gedung poliklinik dan menajemen bersumber dari tahun 2023 kurang lebih Rp30 miliar, mencakup lantai satu, dua, tiga dan empat, seluruh dinding dan lantai. Tapi yang bisa berfungsi saat ini hanya lantai satu dan dua,” ungkapya Jumat (20/12/2024).

Doktoral Ilmu Manajemen UHO menyebut, belum berfungsinya lantai tiga dan empat terkendala anggaran pembangunan sehingga pihaknya bakal kembali mengusul ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk penuntasannya.

“Tadinya kita mengusul DAK 2024 (tahun ini) untuk penuntasannya tapi alkesnya dulu yang disetujui. Karena belum disetujui kita mengusul lagi untuk DAK 2025 tapi belum bisa pengajuan karena SPA rumah sakit sudah melebihi 70 persen jadi belum bisa mengajukan itu,” bebernya.

Terkait hal ini, dr Putu menuturkan bahwa pihaknya siap mengajukan lagi di DAK 2026 untuk penuntasan lantai tiga dan empat yang merupakan gedung pertemuan dan manajemen. Bahkan, pihaknya juga bakal mengusul di APBD Sultra.

“Mudah-mudahan lantai tiga dan empat ada kelanjutannya, apakah dari pusat atau dari pemprov. Jadi menang kecukupan uang hanya untuk pembangunan lantai satu, dua, seluruh dinding dan atap,” terangnya.

“Jadi memang yang disetujui hanya sebesar Rp30 miliar, mengingat anggaran DAK tidak bisa menyebrang di tahun berikutnya, sedangkan pekerjaan gedung jika dilaksanakan seluruhnya kemungkinan akan sampai menyebrang di tahun 2024,” pungkas dr Putu Agustin.

“Dari APBD masih berdasarkan urgensi, karena lebih dipertimbangkan ada gedung rehabilitasi untuk korban narkoba dan lahannya sudah siap,” jelasnya.

Terkait polemik pemberitaan di publik dr Putu Agustin tenang menanggapinya dan ia menyatakan cukup terbuka bila ada pihak yang ingin mendapatkan informasi. (Med)

Komentar