Potretterkini.id, MUNA- Debat kandidat putaran pertama, kedua Paslon Bupati dan Wakil Bupati Muna, yakni nomor urut 1 LM Rusman Emba- Bachrun Labuta dan Paslon nomor urut 2 LM Rajiun Tumada – Lapilih, berakhir diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Muna, di galampa kantolalo pada Kamis (5/112020).
Perdebat yang sengit tersebut masing-masing kandidat mempresentasekan visi dan misinya kepada publik. yang menjadi salah satu sarana penunjang untuk meyakinkan pemilih pada Pilkada yang akan dihelat 9 Desember 2020 kedepan.
Hasil anailis terkait dengan debat kandidat paslon nomor urut 1 menyampaikan fakta dan kondisi ril dilapangan . jargon TERBAIK memaparkan apa yang ia kerjakan selama ini sedangkan Paslon Jargon RAPI hanya memaparkan retorikanya tanpa menunjukan prestasi dari daerah yang dipimpin sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh LM. Rifains Tuani selaku Jubir TERBAIK.
LM Rajiun Tumada katanya mempertanyakan terkait dengan penimbunan Motewe sebagai suatu hal yang Mubazir merupakan suatu hal yang mengada-ada. Menurutnya bahwa penimbunan Motewe dibangun sebagai sarana perluasan area Kota Raha. Kedepan timbunan itu akan menjadi sebuah ikon untuk memperindah kawasan perkotaan Muna.
“Apa yang disampaikan Rajiun itu menggambarkan pemikirannya yang primitif, tidak memahami hakikat dari pembangunan yang kan dicanankan oleh petahan dalam membangun daerah. Kata dia, penimbunan Motewe hal yang positif untuk pengembangan Kota Raha kedepan. Nanti, kalau sudah jadi akan menjadi kawasan perkotaan yang elit dan indah, menjadi basis perputaran ekonomi.
Ia mencotohkan, waktu Ridwan Bae, jadi Bupati Muna, melakukan penimbunan di Pantai Kota Raha di ejek, dan diremehkan oleh masyarakat, bahwa itu tidak memberikan dampak positif untuk pembangunan kota raha, sekarang manfaatnya sudah dirasakan.
“Jadi masyarakat ini jangan diarahkan pada pemikiran yang primitif, harus kita arahkan pada yang lebih maju,” katanya.
Lanjutnya, bahwa selama ini Rusman Emba dan Abdul Malik Ditu, tidak hanya merancang pembangunan Motewe. Tetapi juga melakukan perbaikan pada sektor lain seperti melanjutkan pembangunan Masjid Kuning, melanjutkan pembangunan Rumah Sakit dan pasar.
“Pembangunan yang dilaksanakan Rusman secara berkelanjutan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Masjid Kuning yang telah dirampungkan pembangunannya menjadi ikon wisata yang menjadi obyek perputaran ekonomi dan menambah lapangan kerja.
Pembangunan Rumah Sakit menjadi sarana layanan kesehatan, sebagai bukti adalah RSUD Raha dijadikan Rujukan untuk menangani Pasien Covid 19. Seandainya layanan Kesehatan di Muna tidak baik pasti dipilih Rumah Sakit lain untuk rujukan, atau yang dipilih Rumah Sakit Muna Barat.
Tetapi kan tidak, berarti publik masih memberikan kepercayaan kepada Muna bahwa pelayanan kesehata baik” ungkapnya. Selanjutnya Jubir TERBAIK ini menyoroti pembangunan Ring Road dan Halte Bus Rato Kala yang merupakan hasil pembangunan Rajiun saat memimpin Muna Barat.
Jalanan Ring Road yang sudah di anggarkan berkali-kali, dengan merusak pembangunan jalan sebelumnya. Ini menandakan bahwa perencanaan pembangunan jalan yang tidak matang hingga terjadi pembangunan yang berulang-ulang. Yang parahnya adalah ketika membangun yang baru harus merusak bangunan yang lama seperti jalan Ring Road ini.
“Jadi kalau Rajiun hanya mengandalkan pembangunan Ring Road sebagai prestasinya itu suatu hal berlebihan. Kita tau riwayat pembangunan jalan Ring Road itu seperti apa, sudah dianggarkan berkali-kali, dan setiap pembangunan merusak bangunan sebelumnya. Ini merupakan suatu hal yang mubazir dan sangat merugikan rakyat, apakah dia tidak menyadari persoalan ini,” Ungkapnya.
Sebenanrnya kata dia, persoalan manfaat pembangunan Halte Bus Rato Kala yang ada di Ring Road dan sekitarnya. Apa manfaat dari pembangunan Helte Bus Rato Kala yang ia bangun kemasyarakat.
“Saya pikir bangunan ini sangat Mubazir hanya saja masyarakat Muna Barat tidak menyadarinya. Kadang-kadang hanya bisa melihat kekurangan orang lain tidak sadar dengan kekurangan diri sendiri hanya persoalan ambisi yang berlebihan,” pungkasnya.
Kontributor : Kafarun
Komentar