Potretterkini.id, KOLTIM– Dalam Pilkada Kolaka Timur tahun 2024 ini penuh dengan berbagai dinamika Politik yang perlu adanya keseimbangan, Untuk menjaga keseimbangan dinamika tersebut mesti dihadirkan cinta,kasih sayang dan harmonisasi disetiap Perjalananya.
Ini merupakan tugas yang tidak ringan, namun keseimbangan ini menjadi kunci utama untuk meraih harmoni dalam hubungan dan inilah yang dibawa oleh Paslon Asmara. Bagaimana Abd Azis -Yosep Sahaka tetap memelihara keteduhan didaerah ini.
CINTA, HARMONI DAN KERJASAMA(PASLON ASMARA)
Doktor Irwansyah menjelaskan beberapa hal yang dimiliki oleh Pasangan Asmara yang tidak dimiliki oleh paslon lain,yang pertama menyelaraskan Perioritas, pentingnya menyusun prioritas dengan bijak dalam pilkada ini tak bisa diabaikan.
Mereka berdua selalu memberikan pesan moral kepada Masyarakat khususnya kepada Tim Asmara dalam berkampanye agar selalu mengutamakan Silaturahim, keteduhan, dan ketentraman dalam berdialog, karena itu adalah langkah awal untuk menciptakan keseimbangan yang sehat pada pilkada ini.
Kedua,Komunikasi terbuka dan Kerjasama, harmoni dalam hubungan didasari oleh komunikasi yang baik. Dengan berbicara terbuka tentang harapan, kekhawatiran, dan impian masyarakat Koltim,itu sudah dipahami dan dilakukan oleh Paslon Asmara. Komunikasi yang jujur dan kerjasama yang baik membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam dan memperkuat ikatan emosional antar masyarakat dan Pemimpin daerah ini.
Ketiga,fleksibilitas dan pengertian, keberhasilan Paslon Asmara menjaga keseimbangan dalam hubungan dengan masyarakat seringkali melibatkan sikap fleksibel dan pengertian.
Kehidupan sederhana yang mereka miliki adalah kunci utama kedekatan masyarakat koltim dengan Abd Azis – Yosep Sahaka,dengan memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakatnya,menjadi kunci dalam mempercepat pembangunan diwonua sorume ini.
Keempat,menghargai perbedaan,Abd Azis-Yosep Sahala memahami bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan harapan masing-masing. Menghargai perbedaan antara pasangan calon adalah langkah besar dalam menjaga harmoni. Dengan menerima perbedaan, hubungan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi lebih kuat.
“Dalam keseluruhan, Abd Azis – Yosep Sahaka telah menciptakan keseimbangan dalam pilkada ini,meski membutuhkan perjalanan panjang yang didasari dengan kesadaran, komitmen, dan pengorbanan. Dengan menjalani prinsip-prinsip ini, kita dapat mencapai harmoni yang seimbang dalam pesta demokrasi ini, menciptakan fondasi yang kokoh untuk Kemajuan kolaka timur.”Ucapnya
PASLON ASMARA MERESPON ISU POLITIK IDENTITAS DENGAN SEJUK DAN SELEKTIF
Politik identitas memang menjadi bagian dari pola politik yang ada di Indonesia. Maka dari itu, masyarakat khususnya dikolaka timur diminta bijak dan peka dalam merespons segala bentuk implementasi Politik Identitas yang terjadi di wonua Sorume apalagi jelang Pilkada 27 November mendatang.
Menurut Irwansyah, pola politik yang marak di Indonesia dan di daerah-daerah, yakni salah satunya penggunaan Politik Identitas dalam pelaksanannya. Sehingga, tak jarang terjadi permasalahan Suku, Ras dan Agama (SARA) selama pelaksanaan Pilkada.
“Hal ini tidak seharusnya terjadi. Sebab, politik identitas merupakan hal yang tidak baik.Karena, dapat memecah belah persatuan antar anak daerah khususnya kelompok minoritas ditatanan sosial masyarakat kolaka timur.”jelasnya
“Pada pelaksaanan kontestasi politik di Kolaka Timur, Alhamndulilah Paslon Asmara merespon isu politik identitas dengan sejuk serta selektif dan ini perlu di contoh oleh paslon lain agar menunjukan perilaku dewasa dalam pelaksanaanya, seperti tidak memunculkan pemahaman -pemahaman yang bisa memojokan sekelompok masyarakat kita”.sambungnya
Jika hal itu disalah implementasikan, seperti yang selama ini terjadi, maka perilaku tidak toleransi akan terjadi. Maka, sudah seharusnya pola politik identitas tidak semestinya dipertajam.
“Sebab, ditengah pluralitas yang ada di Wonua Sorume ini, sudah seharusnya perilaku saling menghormati dan berloteransi selama kampanye diwujudkan,” ungkapnya.
Irwansyah menjabarkan, pola politik identitas yang terjadi di Wonua Sorume ini tidak semestinya dimanfaatkan melalui platform media sosial dan media mainstream dalam bentuk pemberitaan untuk menyerang paslon lain.
“Media sosial saat ini, sangat berpengaruh terhadap pembentukan persepsi masyarakat kepada isu -isu tertentu, salah satunya politik identitas.” katanya.
Menurutnya, tampilan dari angka -angka yang menunjukan berapa banyak masyarakat online membicarakan para calon,ini dapat mempengaruhi pertimbangan masyarakat saat memilih salah satu calon. Hal inillah yang disebut persepsi dan hal inilah yang menjadi salah satu faktor bagaimana politik identitas dapat terjadi.
“Rawannnya ketika masyarakat, khususnya anak muda tidak selektif dalam menerima informasi dan menyebar informasi bisa menjadi awal dari munculnya isu sara ketika politik identitas yang dipertajam pada pesta demokrasi nanti,” tuturnya.
PESAN SEJUK PASLON ASMARA, PILKADA SEHARI PERTEMANAN DAN PERSAHABATAN SELAMANYA.
Pada momentum pilkada ini khususnya pada debat pertama calon bupati dan wakil bupati kolaka timur yang diselenggarakan oleh KPU Koltim.Ketiga pasangan calon saling adu ide dan gagasan, tidak hanya itu, dibeberapa momen tertentu ketika menjawab pertanyaan dari Panelis ada pasangan calon yang tidak mengindahkan aturan dari moderator untuk tidak menyebut nama bahkan tidak diperbolehkan untuk menyerang individu dan menebar narasi politik identitas.
Abd Azis berbeda, dengan kerendahan hati membawa sosok calon Bupati dan Wakil Bupati Koltim nomor 01 ini mengucapkan terima kasih kepada KPU dan paslon lain. Abd Azis merendahkan hati meminta maaf kepada KPU jika selama debat dirasakan kurang pas. Tak lupa, Abd Azis menganggap Paslon lain sebagai Keluarga, orang tua dan saudara.Yang Sama-sama ingin berjuang untuk kesejahteraan masyarakat Kolaka Timur.
Meski menjelaskan program unggulan, narasi yang dibawakan Abd Azis dan Yosep Sahaka lebih menekankan kerendahan hati dan sikap menghargai. Rendah hati memuji lawan debatnya dan menganggap saudara sebangsa dan setanah air. Serta menegaskan sikapnya siap menang dan kalah.
Mendengar kalimat penutup para Paslon ingatan saya terbayang ucapan seorang teman, Bagi teman tersebut, berpolitik sementara bersahabat selamanya. Ucapan Abd Azis paling tepat melukiskan kondisi tersebut. Kita tentu melihat bagaimana Paslon lain aktif menyerang paslon Asmara.Serangan narasi yang tidak etis diucapkan pada saat live debat.
Tetapi Abd Azis tetap berusaha menilai keduanya sebagai sahabat dan teman, bukan sebagai musuh. Kematangan politik dan berdemokrasi sudah banyak mengajarkan Abd Azis dan Yosep Sahaka bagaimana makna berpolitik, ada persahabatan dan ada pula pengkhianatan. Tapi semua ditanggapi sebagai sebuah kewajaran dalam dunia politik yang dinamis.
Melalui kalimat itu, Abd Azis menegaskan siap menang dan kalah. Dengan memuji kedua lawan debatnya, Abd Azis seolah mau berkata ”Saya siap menang, tapi saya siap kalah” Narasi ini juga merupakan narasi kerendahan hati dan bukan semata perubahan yang dipenuhi kesombongan terhadap lawan debatnya. Kita melihat bagaimana Abd Azis memberikan sebuah penegasan berdebat panas dalam politik dan kampanye sesuatu yang biasa. Tetapi setelah itu, kita kembali bersatu, dengan kondisi yang panas dalam debat adalah sebuah pilihan terbaik. Mirip seperti perkataan ”Berpolitik sementara, bersahabat selamanya” Maka kita tentu mendukung pilkada yang kondusif nantinya.
FAKTA-FAKTA MENUNJUKAN BAHWA PASLON ASMARA LEBIH SEJUK NARASI POLITIKNYA
Hingar bingar kontestasi politik tidak dapat dipisahkan dari komunikasi politik. Berbagai dialog menghidupi berbagai magnitude politik, dimulai pada tahap pencalonan, kampanye, peneguhan pilihan, pencoblosan, konflik, hingga fase rekonsiliasi. Persoalannya, politik bukan hanya seputar lobi dan bagi-bagi kursi, ada instrumen penting guna membangun narasi yang sehat. Berbagai gagasan dan ide para elite politik didagangkan melalui retorika-retorika yang tujuannya tidak lain adalah untuk menarik perhatian.
Meningkatnya elektabilitas tidak terlepas dari pembangunan narasi politik yang dilakukan parpol, seperti mendeklarasikan calon bupati dan wakilnya, mengumumkan koalisi, hingga melakukan pawai politik.
NASDEM, PAN, PBB, PPP, PSI, dan Garuda merupakan enam parpol yang telah berkomitmen dan berkonsolidasi untuk membentuk koalisi politik yang kuat pada Pilkada 2024,dan secara terbuka mendeklarasikan Abd Azis – Yosep Sahaka serta akan all out memenangkan pilkada 2024.
Salah satu contoh keberhasilan narasi politik adalah ketika para pendukung Abd Azis – Yosep Sahaka membawa slogan “Azis- Yosep Pemersatu semua golongan”. Slogan tersebut, menurut pria yang kini tercatat sebagai Anggota DPRD Kolaka Timur ini, menjadi pesan yang membungkus narasi politik kerakyatan dan harapan terhadap kebangkitan Kabupaten Kolaka Timur.
Narasi tersebut berhasil menyatukan para pendukung Abd Azis dan Yosep Sahaka, yang umumnya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yakni petani, buruh, dan Honorer,sampai para tokoh pemekaran dan tokoh masyarakat,agama, budaya dan Pemuda menyatu untuk memenangkan paslon Asmara. Meskipun demikian, sebagai bentuk komunikasi politik, Irwansyah berpendapat narasi juga harus diperkuat dengan aksi.
Sebab, kata Irwansyah, tanpa implementasi, narasi bisa berakhir sekedar pesan saja. Namun, jika digunakan dengan tepat, narasi ibaratnya lem yang merekatkan barang yang pecah. Sekaligus, menjadi palu memecahkan benda yang terikat kuat dan itu sudah dilakukan oleh Abd Azis dan Yosep Sahaka yang mampu menyatukan semua golongan.
Fakta-fakta menunjukan bahwa Paslon Asmara telah memberikan edukasi politik yang baik dari paslon lain, dengan narasi-narasi yang sejuk, adem dan guyup selalu di gaungkan disetiap momen Kampanye dialogis.
“Disetiap titik kampanye,dalam memaparkan visi-misi dan program unggulanya, penyampaian orasinya dihadapan masyarakat tidak pernah sekalipun menyudutkan,menghina, mencaci serta menjelek-jelekan paslon lain.”pungkasnya (Redaksi)
Komentar