Potretterkini.id, MUNA-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Muna memasuki babak baru di bawah kepemimpinan sosok intelektual dan akademisi, Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S yang Juga Rektor Universitas Karya Persada Muna (UKPM) Harapan besar pun tertumpu padanya untuk menjadikan MUI lebih inklusif, relevan, dan membumi.
Dalam pidato perdananya usai pelantikan, mantan Rektor Universitas Halu Oleo itu menyampaikan tekad kuat untuk menghadirkan MUI sebagai lembaga keumatan yang bukan hanya menjaga warisan keagamaan, tetapi juga responsif terhadap tantangan zaman.

“MUI harus hadir di tengah umat menyapa dari masjid ke masjid, dari desa ke desa. Kita ingin jadi pelayan umat, bukan sekadar menara gading yang mengamati dari jauh,” tegas Prof. Usman.
Menjawab Tantangan Zaman, Merawat Tradisi
Di tangan Prof. Usman Rianse, MUI Muna diharapkan tidak hanya menjadi penafsir hukum agama, tetapi juga motor penggerak kemajuan sosial-keagamaan. Beberapa program prioritas yang akan digalakkan meliputi, Edukasi keagamaan yang mencerdaskan dan merangkul semua golongan, Pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid.
Serta Penguatan kapasitas dai dan khatib agar pesan-pesan Islam semakin membumi dan membangun.Semua ini menjadi langkah nyata untuk menjadikan MUI sebagai “penyejuk umat” dan “penjaga moral publik.”
Sinergi Ulama dan Umara untuk Muna yang Lebih Damai
Pelantikan ini menjadi momentum penting bahwa keberhasilan daerah tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tapi juga dari kualitas hubungan sosial dan kekuatan nilai spiritual masyarakatnya.
Prof Usman meyakini, sinergi antara ulama dan umara (pemerintah) adalah kunci untuk menciptakan Muna yang lebih religius, damai, dan sejahtera.
“Dengan semangat kearifan lokal Bumi Sowite, kita bisa wujudkan masyarakat yang rukun, adil, dan penuh kasih,” ujarnya optimis.
Tersenyum dalam Perbedaan
Mengakhiri sambutannya, mantan Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) ini berpesan kepada seluruh umat agar bijak menyikapi perbedaan.
“Jangan jadikan perbedaan sebagai sumber perpecahan. Belajarlah tersenyum dalam perbedaan, karena di dalamnya ada hikmah besar. Perbedaan adalah anugerah, bukan ancaman,” tutupnya.
Dengan arah baru yang lebih terbuka, inklusif, dan membangun, MUI Kabupaten Muna di bawah komando Prof Usman Rianse diharapkan benar-benar menjadi mercusuar moral dan spiritual bagi masyarakat.

Selain itu Tokoh Cendekia ini, memiliki harapan besarnya menguatkan Peran Strategis MUI di Tengah dinamika Sosial. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, tantangan yang dihadapi umat Islam pun semakin kompleks mulai dari maraknya disinformasi keagamaan, radikalisme, hingga menurunnya pemahaman nilai-nilai keislaman di kalangan generasi muda.
Prof Usman menyadari hal ini dan menegaskan bahwa MUI harus adaptif dan mampu memanfaatkan teknologi sebagai media dakwah dan literasi keagamaan.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan mimbar. Generasi hari ini hidup di dunia digital, maka MUI juga harus hadir di ruang-ruang digital itu,” jelasnya.
Langkah awal yang direncanakan adalah membentuk tim digital dakwah dan pusat media keislaman MUI Muna untuk menyampaikan pesan Islam yang moderat, teduh, dan relevan dengan isu-isu kekinian.
Kolaborasi Lintas Sektor: Ulama, Akademisi, dan Kaum Muda
Selain menggandeng pemerintah daerah, MUI Muna di bawah kepemimpinan Prof Usman juga berkomitmen memperluas kolaborasi dengan kampus, pesantren, komunitas pemuda, serta organisasi keagamaan lainnya.
“Ke depan, kita akan libatkan kampus dan pesantren sebagai mitra strategis. Kita juga akan buka ruang dialog antar generasi, agar suara anak muda mendapat tempat dalam dinamika keagamaan,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, MUI Muna akan menginisiasi Forum Silaturahmi Ulama dan Pemuda dan membentuk ranting disetiap Kecamatam melalui 11 Komisi yang terbentuk. Hal ini guna sebagai wadah diskusi terbuka dan penguatan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin. (La Ismeid )







Komentar